Squad Dewan: Suara Gen-Z untuk Demokrasi

Halloo SaintPaulers!! Ada acara apa nih pada tanggal 20 sampai 21 Oktober 2025? Suasana Hotel Luminor Jember pada siang itu dipadati oleh semangat kaum muda. Di antara semua yang hadir, ada perwakilan dari SMAK Santo Paulus, Michelle Kaylyn (X-5), Billgates Tantomo (X-7), dan Marvelino Richie Chen (XI-4) yang tiba sekitar pukul 13.00 WIB. Kedatangan mereka menandai partisipasi aktif Generasi Z (Gen-Z) dalam acara bertajuk “Squad Dewan: Suara Gen-Z untuk Demokrasi”. Acara yang digelar oleh DPRD Provinsi Jawa Timur ini bertujuan untuk mendekatkan dunia parlemen dan proses demokrasi kepada calon-calon penerus bangsa, sekaligus menjawab tantangan di era disinformasi dan polarisasi media sosial.

Kegiatan hari pertama resmi dimulai setelah pembukaan. Materi pertama disampaikan oleh Bapak H. Eko Yunianto, S.M., Anggota Komisi A DPRD Jatim. Dalam paparannya, beliau menekankan peran Gen-Z sebagai agent of change dan ujung tombak demokrasi di Indonesia. Eko Yunianto membedah bagaimana suara dan aspirasi rakyat, khususnya dari generasi muda, seharusnya ditransformasikan menjadi program dan kebijakan yang nyata. Beliau juga mengingatkan pentingnya memilih pemimpin secara bertanggung jawab, bukan asal pilih, serta kewaspadaan terhadap isu, propaganda, dan persuasif politik di media sosial yang harus disikapi dengan kritis.

Sesi dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ibu Hj. Lailatul Qodriyah, M.Pd., juga dari Komisi A DPRD Jatim. Dengan gaya komunikasi yang hangat, Bu Laila, sapaan akrabnya, menyentuh sisi kesadaran kolektif. Beliau menyampaikan kekagumannya bahwa acara ini membuktikan Gen-Z tidak apatis terhadap politik. “Segala sesuatu diatur oleh kebijakan politik. Jika kita apatis dan tidak mau melihat siapa yang mencalonkan diri, maka tidak akan ada yang mewakili kita,” tegasnya. Pesan kuat yang beliau sampaikan adalah bahwa demokrasi adalah sistem dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga partisipasi aktif generasi muda adalah sebuah keharusan untuk memastikan bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang peduli.

“Acara diskusi ini, mengingatkan kita bahwa Gen-Z adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, Gen-Z perlu berpartisipasi aktif dalam mengikuti literasi politik, kampanye digital, pemilu, dan lain sebagainya. Harapannya Gen-Z bisa melek politik dan bisa memilih calon pemimpin negara, baik di bidang eksekutif maupun legislatif yang pro terhadap rakyat,” ujar Ibu Claudia Sitorus, pembina peserta Squad Dewan SMAK Santo Paulus.

Hari kedua dibuka dengan materi dari Bapak Drs. Ponadi, M.Si., Pengawas Ahli Utama Dinas Pendidikan Jatim. Beliau menyoroti pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Ponadi menekankan sinergi antara dunia pendidikan dengan pemerintah daerah dalam menciptakan good governance. Materi ini melengkapi pemahaman peserta tentang bagaimana prinsip-prinsip demokrasi dan akuntabilitas pemerintahan dapat diwujudkan mulai dari sektor paling fundamental, yaitu pendidikan.

Acara “Squad Dewan” ditutup dengan bukan hanya sekadar foto bersama, tetapi dengan sebuah semangat dan komitmen baru. Para peserta, termasuk Michelle, Billgates, dan Marvelino, pulang dengan bekal pemahaman yang lebih dalam tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Nyatanya, acara ini berhasil menjadi jembatan yang menghubungkan antusiasme kaum muda dengan mekanisme demokrasi formal, membuktikan bahwa “Suara Kita” memang memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Squad Dewan bukan akhir, melainkan awal dari langkah nyata Generasi Z untuk tidak lagi menjadi penonton, tetapi pelaku aktif dalam panggung demokrasi.

Jurnalis:

Michelle Kaylyn Nathania X-5

Foto:

Michelle Kaylyn Nathania X-5