
Hello everyonee!
Bagaimana nih setelah menikmati liburan Paskah?? Sempat liburan ga nih kalian? Pastinya bagi umat Nasrani, liburan kemarin justru tak sempat berlibur ya karena hari-harinya dipadati dengan Ibadah Tri Hari Suci.
Sempat menyinggung “Tri Hari Suci”, apa saja sih Tri Hari Suci? Tri Hari Suci ini meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Vigili Paskah. Kamis Putih yakni malam perjamuan terakhir Yesus dengan para muridnya. Dalam ibadah Kamis Putih terdapat prosesi pembasuhan kaki yang melambangkan bentuk pelayanan Yesus kepada manusia. Lalu, dalam Jumat Agung ialah perjalanan penyaliban Yesus menuju Golgota. Dalam Jumat Agung ini, juga ada prosesi penghormatan salib guna menyatakan bentuk terima kasih sebesar-besarnya terhadap pengorbanan Allah kita. Vigili Paskah atau Malam Paskah ialah upacara cahaya, yang melambangkan Kristus cahaya bagi dunia, cahaya bagi mereka yang terhalau oleh kuasa kegelapan. Dalam Vigili Paskah, kita menantikan kebangkitan-Nya. Dalam ibadah ini, juga diadakan pembaharuan janji baptis guna menebus kerinduan kita terhadap janji yang diucapkan saat menjadi warga gereja. Last but not least, Minggu Paskah. Puncak perayaan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Apa perbedaan Vigili Paskah dan Minggu Paskah? “Vigili itu malam, malam menjelang kebangkitan Yesus. Yesus bangkit setelah tengah malam, sehingga mulai dari matahari terbenam sampai dini hari. Paginya yang perayaan Minggu, itu namanya perayaan Paskah. Vigili Paskah adalah penantian kebangkitan Yesus,” jawab Br Yohanes Suparno, S. Pd..
Sebelum menyambut kebangkitan-Nya, kita perlu mempersiapkan hati baik secara lahir maupun batin. Lantas apa saja yang dipersiapkan selama masa Prapaskah kemarin ya?
“Pengakuan dosa guna membersihkan diri dari kuasa jahat, lalu puasa dan berpantang guna mempererat relasi dengan Tuhan dengan cara menolak kedagingan kita,” ujar Jason Arlow. Nah, hal senada juga diungkapkan oleh Ester Natalina Kawidjaja, “Saya mempersiapkan diri, iman, dan juga berusaha untuk bertobat. Jadi, waktu menghadap Tuhan, ga merasa dosa-dosa banget.”

Bagaimana dengan pengaruh Paskah tahun tahun ini bagi Bruder Yohanes? “Sesuai dengan tema ekologi, harusnya Paskah memberikan dampak tersendiri terutama terhadap lingkungan. Melalui tema Paskah tahun ini, kita diajak untuk punya kepedulian lebih, kepedulian terhadap lingkungan. Entah itu hal-hal kecil. Contoh di dalam keluarga yaitu mengurangi sampah. Bisa dalam bentuk biopori, gausah yang gede-gede. Itu harusnya dampaknya, karena tema APP tahun ini adalah Mengembangkan Ekonomi Ekologis,” lanjut Br. Yohanes Suparno, S. Pd..
Berbicara soal kondisi ekologis, SMAK Santo Paulus merayakan hari Paskah dengan membuat ornamen Paskah yang terbuat dari bahan-bahan bekas. Bahan-bahan apa yang yang kira-kira digunakan oleh anak Ekstra PLH untuk membuat ornamen Paskah? Taraaaa … ternyata mereka menggunakan kardus, sisa-sisa kain flanel, dan sisa pita. Kardus merupakan kemasan yang ramah lingkungan karena mudah terurai secara alami. Ornamen-ornamen yang telah dibuat tersebut kemudian diletakkan di atas pintu ruangan dengan bentuk yang berbeda sesuai dengan tema Paskah, seperti kelinci dan telur. Dekorasi unik ini diletakkan di atas pintu ruang kurikulum, ruang guru, ruang humas, ruang disiplin, ruang resepsionis, ruang ruang kesiswaan, ruang tata usaha, dan ruang BK .

Wah, pastinya SMAK Santo Paulus semakin tampak semarak ya dengan banyaknya ornamen Paskah yang tergantung di tiap-tiap pintu ruang. Semoga pernak-pernik yang sederhana namun menarik ini dapat membuat kita semua semakin semangat, baik semangat dalam belajar maupun bekerja di ladang Tuhan. Selamat Paskah semuanya!!!
Jurnalis:
Sevira Maria Angelica Putri Kelas X IPS 3
Richelle Valerie Kelas X MIPA 1
Immanuel Revo Tanus Kelas X MIPA 4
Foto:
Christophorus Raditya Kelas X MIPA 4
Dayvin Hubert Senjaya L. Kelas X MIPA 3


 
							
						    	 
							
						    	 
							
						    	 
							
						    	 
			 
			 
			


 
			 
			 
			


