Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru dengan LMS: MOODLE

Diperlukan persiapan khusus untuk memulai tahun ajaran baru di masa pandemi. Pandemi yang berdampak pada berbagai bidang memaksa kita untuk beradaptasi dan berinovasi agar dapat “berdamai” dengan situasi yang sulit. Demikian juga dengan bidang pendidikan yang turut terdampak dalam situasi pandemi. Sekolah-sekolah yang masih masuk dalam kategori zona berbahaya belum bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Guru belum bisa berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi kepada para murid. Jika seperti ini, diperlukan inovasi dan kreasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Melihat latar belakang tersebut, SMAK Santo Paulus Jember terus beradaptasi, berkreasi, dan berinovasi dengan mempersiapkan pembelajaran berbasis sistem. Hal ini bertujuan untuk menjawab situasi yang mengharuskan sekolah-sekolah beradaptasi dengan situasi pandemi. Oleh karena itu, pada tanggal 26 Juni 2020, SMAK Santo Paulus menggelar workshop pembelajaran berbasis sistem yang bertajuk “Workshop Implementasi LMS: MOODLE”. Melalui workshop ini, para guru sebagai ujung tombak pembelajaran mempersiapkan diri dengan pembelajaran online melalui LMS (Learning Management System) yang terintegrasi dengan sistem yang dimiliki sekolah yakni Stimulus.

“Situasi pandemi memaksa kita untuk berinovasi dan beradaptasi. Oleh karena itu, pelaksanaan Learning Management System perlu dilakukan untuk langkah adaptasi,” ujar Rm. Antonius Denny Cahyo S., S.S., M.Sc., M.Pd., saat membuka acara workshop yang diikuti oleh semua guru. MOODLE (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) merupakan paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. MOODLE merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning.

“Penggunaan sistem seperti ini akan lebih memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Hanya saja, murid perlu mendapat informasi yang rinci agar mudah dalam mengikuti proses pembelajaran,” ungkap Guntur Wijaya, S.H., guru pengajar Sosiologi di SMAK Santo Paulus. Melaui manajemen sitem pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah pada tahun ajaran baru nanti, diharapkan dapat memudakan murid dan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

“Melalui sistem MOODLE, para guru dapat memasukkan berbagai materi seperti soal pilihan ganda, video youtube, dan penggunaan aplikasi zoom telah diintegrasi di dalam sistem MOODLE,” terang Goodman Siadari, M.Pd., selaku pemateri dalam workshop yang dilaksanakan di GOR sekolah. Melalui sistem pembelajaran ini sekolah memiliki tujuan agar para guru dan murid semakin dimudahkan dalam melaksanakan pembelajaran daring.

Tidak hanya dalam situasi pandemi, pembelajaran model daring seperti ini juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran konvensional. Bukan tidak mungkin penggunaan sistem seperti ini akan digunakan sebagai salah satu teknik pembelajaran.”Sistem yang dibangun sudah bagus, memudahkan pengajar saat situasi seperti ini (pandemi). Hanya saja, perlu banyak belajar karena merupakan hal baru. Segala kendala akan tahu saat sudah diaplikasikan,” ungkap Ratih Estu Wardani, S.Pd., salah satu guru Ekonomi di SMAK Santo Paulus.

Workshop pembelajaran berbasis sistem ini berlangsung selama dua hari yakni tanggal 26 dan 27 Juni 2020. Dengan pembagian, satu hari tatap muka dan satu hari dilaksanakan secara daring dengan agenda praktik penggunaan sistem pembelajaran. “Guru harus mau dan mampu untuk beradaptasi dengan segala perubahan. Oleh karena itu, saya berharap para guru mau untuk terus belajar dengan sistem yang baru ini,” ungkap Drs. Yohanes Joko Prabowo selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

            Melalui sistem pembelajaran MOODLE ini, para guru juga dapat mengontrol proses belajar para murid. Melalui sistem yang terbangun, para guru dapat mengontrol apakah para murid bekerja dengan sungguh-sungguh atau tidak. Para murid juga tidak dapat mengisi daftar hadir dengan sembarangan. Para murid tetap harus mengisi daftar hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. “Bapak dan Ibu guru dapat membatasi presensi murid saat proses pembelajaran. Hal ini untuk mengantisipasi para murid yang tidak tertib mengikuti proses pembelajaran,” terang F.X. Dedianto, S.Si., selaku pemateri yang juga tim kurikulum sekolah.

            Salah satu sifat pendidikan yang baik itu harus bersifat dinamis. Selalu beradaptasi menyesuaikan perkembangan zaman. Maka dari itu, merupakan sebuah keharusan bagi dunia pendidikan untuk selalu berkreasi, berinovasi, dan beradaptasi dengan kondisi dan perubahan zaman. Penulis: Ujang Sarwono, S.Pd.