
Bulan Agustus merupakan bulan yang cukup hectic. Bulan ini banyak diwarnai dengan berbagai karnaval dan festival. Tidak mau kalah, Jember pun selalu mengadakan festival setiap tahunnya yaitu Jember Fashion Carnaval atau yang biasa disebut JFC. JFC ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.
Dengan ramainya pengunjung, tentu saja sampah yang dihasilkan pun meningkat.
Nah…Hal itulah yang mendasari diadakannya “Kampanye Jember Kelola Sampah”. Kampanye ini merupakan hasil kolaborasi antara SMAK Santo Paulus, MAG Jember, Rukun Harapan, dan My Home Jember. Kampanye dilakukan bukan sekadar mengikuti tren saja tetapi didasari motivasi untuk peduli pada lingkungan sekitar. Acara ini diikuti oleh beberapa orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Satu kelompok terdiri atas 4-5 orang. Dalam setiap kelompoknya, disediakan dua karung sampah. Satu untuk botol dan gelas sedangkan yang satu lagi untuk sampah-sampah yang lain. Rute kampanye ini dimulai dari gedung Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di Jalan Kartini hingga Kota Cinema Mall (KCM).

Teman-teman tahu nggak sihh, acara kampanye ini sudah berjalan selama 6 tahun loh, terhitung sejak tahun 2016 hingga tahun 2023. Acara ini diprakarsai oleh Ibu Dina Putu Ayu, S.Pd., sebagai guru Biologi di sekolah kita. Bagi kalian yang berminat tentu saja bisa menjadi relawan juga karena acara ini terbuka untuk umum.
Tujuan Bu Dina mengadakan acara ini adalah untuk mengajak masyarakat agar mau membuang sampah pada tempatnya. Kita yang menjadi relawan tidak hanya mengumpulkan sampah lohh. Namun, kita juga melakukan orasi kepada masyarakat sekitar.
Selain untuk mengingatkan warga, kegiatan ini dilakukan pula untuk mengingatkan para murid SMAK Santo Paulus. “Ini lohh rekk… Sampah-sampah kita itu ternyata banyak sekali…”, begitulah yang dikatakan Ibu Dina saat diwawancarai.
Dari kira-kira 100 orang yang menjadi relawan, kami sudah berhasil mengumpulkan kurang lebih 60 karung sampah dari kegiatan JFC. Kita tidak seharusnya bangga dengan jumlah tersebut. Namun, kita sepatutnya kecewa. Hal itu berarti kepedulian warga terhadap sampah-sampah masih sangat minim gais…
Para relawan hanya berharap agar masyarakat lebih was-was terhadap sampah yang menumpuk dan lebih demokratis dalam mengelola sampah dengan benar. Sudah waktunya rakyat Jember sadar akan pentingnya bahaya sampah-sampah yang berserakan di jalan.

Dengan aksi ini, pastinya tidak menutup kemungkinan muncul kesan dan pesan yang buruk para khalayak, seperti “Kalian ngapain ribet-ribet mulung sampah dari dulu sudah begini” maupun “Semua-semua diambil. Jangan-jangan nanti salad di meja ini diambil.” Tapi banyak juga afirmasi positif yang diterima para relawan. Ayo kita generasi baru dapat mewujudkan kehidupan yang lebih hijau dari sebelumnya, bisa dimulai dari hal yang paling kecil. Nah, supaya aksi ini lebih seru, yuk kita tutup dengan pantun…
Masak rendang kuahnya tumpah
Biar lezat ditambah rempah
Jangan sembarang buang sampah
Nanti bencana datang melimpah
Jurnalis:
Mikhael Wijaya Harianto Kelas X MIPA 2/22
Charlie Monica Liadi Kelas X MIPA 3/05
Jonita Shaquandra Kelas XI MIPA 4/16
Nathanael Noah Purwoadi Kelas XII MIPA 2/18
Foto:
Adji Asali Kelas X MIPA 3/1
Marcelina Keisya Putri Kelas XII MIPA 3/14
