Pendekatan Diri dengan Teknologi

Hai sobat SaintPaulers! Hayoongaku deh, siapa yang baru bangun lima menit sebelum pembelajaran daring dimulai? Belajar daring memang punya cerita seru masing-masing. Terkadang, ada yang lancar tanpa gangguan, tapi sering juga ada drama kecil yang bikin ketawa sendiri. Dari sinilah muncul banyak pengalaman unik yang pastinya pernah kalian alami juga.

Tak terkecuali murid-murid SMA Katolik Santo Paulus yang juga punya semangat tersendiri ketika pembelajaran online, yaitu saat ikut Asesmen Formatif serentak bersama seluruh sekolah di wilayah Jember. Bedanya, aksi ini enggak di kelas, melainkan di depan layar laptop. Mau yang rumahnya di Jember, atau yang sudah balik ke kampung, rutinitas pelajar tetap terasa.

Sejak Senin (01/09/2025) hingga Kamis (04/09/2025) kemarin, ada yang sibuk mencari tempat paling tenang biar enggak terganggu adik yang ribut, ada yang heboh ngecek sinyal berkali-kali, bahkan ada yang masih setengah mengantuk karena baru bangun beberapa menit sebelum kegiatan pembelaran online. Ini nih potret keseharian murid-murid SMA Katolik Santo Paulus Jember selama pembelajaran daring (dalam jaringan) yang penuh drama, tapi juga penuh semangat buat tetap belajar!

Nah SaintPaulers, yuk kita lihat sisi positif dari daring kali ini! First thing first, dari daring kali ini, hal pertama yang dapat dipetik adalah kita semakin familier dalam menggunakan teknologi. Secara tidak langsung saat kita presensi hingga mengumpulkan tugas, teknologi lah yang membantu kita. Iya kan?

Nah, berbicara tentang teknologi, sekarang kita lihat yuk salah satu teman kita yang merasakan kedekatannya dengan teknologi selama daring!

“Tentu selama daring saya merasakan betapa pentingnya teknologi dalam sistem pendidikan. Saya menyadari bahwa dalam membuka soal-soal asesmen, mengerjakan tugas, hingga mengumpulkannya semua itu dapat tercapai karena bantuan teknologi,” ujar Orlando Ashton Mackenzie dari kelas XII IPS 3.

Betul tuh guys! Pengalaman bersekolah di rumah ini tentu saja mengajarkan banyak banget hal baru. Pertama, mereka lebih mahir dalam mengerjakan asesmen secara digital berkat seringnya berinteraksi dengan platform pembelajaran. Kedua, mereka juga makin mandiri karena tugas-tugas harus diselesaikan tanpa bantuan langsung dari guru-pengajar. Ketiga, mereka ditantang untuk mampu mendisiplikan diri sendiri agar gak ketinggalan presensi.

Eitss jika dilihat dari sisi sosialisasi murid dengan teman, gimana? Ternyata, momen-momen sederhana yang telah mereka lewati juga dapat memberikan manfaat yang luar biasa loh! Contohnya, saling mengingatkan saat harus bergabung ke Google Meet ataupun membantu melaporkan kepada guru ketika salah satu temannya mengalami gangguan jaringan. Sudah jelas dong, tindakan sesederhana ini membuktikan kalau solidaritas tetap harus kuat meski jarak memisahkan. Yap, sinyal boleh putus, tetapi semangat tak boleh padam!

Ingat ya guys, sekolah di rumah ini hanyalah sementara. Sekarang kita sudah kembali lagi beraktivitas di sekolah secara luring. Yuk, isi momen-momen kebersamaan kalian dengan teman, sahabat, dan guru sebaik mungkin! Jangan biarkan kebersamaan ini berlalu tanpa makna ya guys!

Jurnalis:

Kaysa Clearesta Yukhi XI–2/19

Aurentzia Veayviane/XI-1/3

Patricia Lorenza Handoko XI-3/26

Foto:

Queenvie Faith Macailey XI-1/26

Tifanny Tricia Efendy Kelas X-1/30

Clarrence Nathania Hadi Kelas XII MIPA 1/5